Motivasi Kejujuran
(karya : Budi Purwanto).
Saat aku berkerja, tiba-tiba aku nerima pesan SMS dari bibiku yang di Jakarta. Gak pake lama aku langsung ngebuka apa isi pesan singkat itu. Soalnya kemaren si bibi udah pernah bilang ke aku kalo bibi mau transfer uang ke rekeningku buat ngebayar sapi yang rencananya mau buat kurban saat idhul adha besok. “jang, bibi udah transfer uang ke rekening kamu..”.(isi dari SMS bibi barusan). “iya bi, nanti coba aku cek ke ATM yah.. emangnya bibi transfer berapa?”.(Balesan SMS ku sama si bibi). Terus beberapa menit kemudian si bibi ngebalas SMS ku, “80juta jang.. nanti kamu bilang ke bapa mu yah, itu buat DP dulu.. kekurangannya nanti kalo bibi pulang”.(Jawab si bibi).
Kebetulan di HP ku ada aplikasi yang bisa buat nge-cek saldo direkening, jadi aku langsung aja nyoba nge-cek saldonya via HP. Selang beberapa proses akhirnya aku dapet konfirmasi dari SMS Banking. Dan ” Haaaahhhh..!!!”,(reflek karena aku saking kagetnya ngeliat jumlah saldo yang ada di rekeningku). “sisa saldo anda saat ini sejumlah: Rp.107.000.000,- “. Badanku serentak gemetar kenceng banget dan keringet dingin ku pun langsung ngalir deres disebagian muka ku setelah aku ngebaca isi SMS Banking itu tadi.
Karena masih belum percaya, aku nyoba ngepastiin sebenernya aku yang salah ngebaca isi SMS Banking tadi atau apa aku yang salah liat yah... akhirnya aku ngebuka SMS Banking itu lagi, dan lebih cermat sambil ngeja digit angka satu per satu dan ternyata emang bener. Ternyata Jumlah saldo yang ada di rekeningku sekarang menjadi 107juta lebih yang tadinya saldo ku yang hanya 3jutaan.Badanku hampir gak ada henti-hentinya bergetar, di tambah detak jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya dan keringat dingin terus mengguyur seluruh muka ku. “bibi katanya kan cuma transfer 80juta, kok saldo rekeningku jadi banyak banget yaah??? Padahal saldo sebelumnya kan cuma 3jutaan. Berarti kalo bibi transfer 80juta dan saldo ku sebelumnya 3jutaan, harusnya kan saldo sekarang jadi 83jutaan. Kok ini ada saldo 107juta lebih..??”.(itulah ungkapan-ungkapan dalam hatiku saat itu).
Karena saking penasarannya, akhirnya aku langsung ngeluarin kalkulatorku buat ngitung rincian saldo itu. “jumlah saldo sekarang – uang dari bibi – saldo rekening sebelumnya”. Itu rumus yang aku pake buat ngitung jumlah saldo diluar uang transferan dari bibi dan jumlah saldo ku sebelumnya. Alhasil “ 24juta” adalah saldo yang diluar dari uang transferan dari bibi dan saldo ku sebelumnya. “Lantas, uang siapakah itu????” (tanda Tanya besar buatku).
“ya Alloh,, apa maksud dari semua ini?? Uang 24juta itu terlalu banyak buat ku. Apakah ini uang bibi yang salah transfer??, tapi gak mungkin.. bibi kan tadi Cuma bilang 80juta. apa kah ini uang orang lain yang nyasar ke rekeningku yahh??, hadduuuhhh… aku gak bisa berkata-kata lagi deh pokoknya.. atau jangan-jangan ini yang namanya rejeki tak terduga buat ku?? Kalo emang ini rejeki ku, dengan uang sebanyak ini aku mau beli motor baru lahh.. (fikiran jahatku mulai datang)
Karena masih belum 100% yakin, aku pun mampir ke ATM terdekat buat nge-cek saldo rekeningku lagi. Sambil masukin kartu ATM ke mesin ATM, aku ngucapin “bismillaahirrokhmaanirrokhiim”. Dan selang beberapa detik info saldo pun muncul dan hasilnyapun sama seperti SMS Banking yang aku terima via HP tadi. Tertera sisa saldo Rp.107.000.000,- lebih uang yang ada di rekeningku waktu itu.
“Astaghfirullahal’adziim..” begitulah cara aku nenangin diriku. Tapi terkadang hati kecilku bener-bener ngarepin kalo uang itu mudah-mudahan jadi rejeki tak terduga ku. “ya Alloh.. mudah-mudahan ini menjadi rejeki tak terdugaku ya Alloh..” tak henti-hentinya aku ngucapin ungakapan itu bekali-kali dalam hatiku.
Karena kondisi kebingungan yang amat sangat akhirnya aku mutusin buat mampir ke masjid terdekat karena pas kebetulan waktu sholat dhuhur telah tiba. Setelah sampai di masjid, aku melepas sepatu dan kaos kakiku dan kemudian aku duduk di teras masjid sambil ngembusin nafas panjang tanda aku sedang rileksasi. Dan secara seketika fikiranku langsung mengacu sama bibiku.
“kayaknya aku harus nyoba nanya sama si bibi deh tentang ini buat mastiin kalo ini uang bibi atau bukan..”. karena saat itu yang terkait dalam masalah ini hanya antara aku dan bibi. Kemungkinan kecil ada kaitannya sama orang lain. “Tapi kalo aku bilang masalah ini sama bibi takutnya bibi manfaatin situasi, lagipula si bibi bilangnya kan transfer 80juta”. Kata-kata itulah yang selalu terbayang dalam fikiranku. “andai aku diam aja alias ga ngomong sama siapa-siapa termasuk sama si bibi kemungkinan besar uang yang 24juta pasti jadi milik ku”.(Fikiran jahatku mulai kambuh lagi). Huffffftttt…!!!
“Ya Alloh.. apa yang mesti aku lakukan kalo keadaannya seperti ini?? Apakah aku harus diam seolah gak terjadi apa-apa?? Atau apakah aku harus jujur ke bibi tentang kejanggalan ini?? Ya Alloh, berikanlah petunjuk-Mu..” itulah kalimat yang ku lantunkan saat aku bener-bener harus memilih antara dua pilihan, -DIAM atau JUJUR-.
Kemudian aku terdiam sambil berfikir dan memilah-milah gimana sih baiknya. “Kalo aku diam mungkin uang itu akan jadi milikku, kalo aku jujur berarti aku harus ngilangin semua harapan ku buat ngedapetin uang itu”. (Motor baru.. motor baru.. dan motor baru..!!) kalo aku diam aku pasti ngedapetin uang itu dan bisa ngebeli motor baru. (Jujur.. jujur.. jujur..!!!) kalo aku jujur, aku gak mungkin ngedapetin uang itu dan bayangan buat ngebeli motor baru itu pun udah pasti pupus.
Tiba-tiba aku inget apa kata orang, “barang siapa memakan hak milik oranglain yang belum sepenuhnya menjadi hak miliknya, sama saja orang itu sedang mengambil haknya sendiri yang kelak akan menjadi haknya dimasa yang akan datang”. Logikanya.. seandainya Alloh memberikan jatah rizki-Nya selama hidupku sebanyak tujuh buah biji kurma berarti aku harus berkerja apa adanya supaya ke tujuh biji kurma itu bisa buat mencukupi segala kebutuhanku dari aku lahir sampai aku mati. Tapi jika aku ambil biji kurma itu tanpa berfikir berapa lama lagi aku hidup didunia ini maka apa yang akan terjadi??? Yang ada ke tujuh biji kurma itu pun akan habis sebelum sisa hidupku habis.. terus kira-kira apa yang akan aku gunakan buat ngelanjutin sisa hidupku selanjutnya?? Astaghfirullaah hal’adziim.. aku bener-bener harus jujur sama bibi kayaknya nihh.. aku yakin itu uang bibi yang nanti mau dipake buat ngebayar sapi kurban..
Akhirnya tanpa pikir panjang aku langsung aja nelpon bibi.
Aku : assalamualaikum, bi..
Bibi : walaikumsalam.. ada apa jang??
Aku : ini bi..
Bibi : kenapa jang???
Aku : heemmm, bibi kemarin kirim uang nya berapa sih??
Bibi : emangnya kenapa??
Aku : bi, sebenernya yang transfer uangnya bibi sendiri langsung ke banknya atau siapa?? (aku yang
balik nanya sama si bibi)
Bibi : yang transfer paman jang, emangnya kenapa sihh???
Aku : anu bi.. anu,,??? (sambil berfikir kira-kira mau jujur atau gak..) heemmm, begini bi.. kemaren
katanya bibi kan transfer 80juta.. kok sekarang saldo yang ada direkening ku lebih dari 80juta
yahhh bi???(terpaksa harus ngomong, tapi yaa udah lahh)
Bibi : emang yang ada di rekeningmu sekarang jumlahnya berapa??(dengan nada penasaran)
Aku : kan uang yang dari bibi Cuma 80juta,terus saldo yang direkening sebelumya ada 3juta..
harusnya saldo sekarang kan 83juta.. tapi ini kok ada banyak banget yahh???
Bibi : terus emangnya berapa???
Aku : ….107juta, bi..
Bibi : (dengan santainya bibi menjawab) ohhh.. mungkin itu uang paman yang transfer jang.. coba
nanti bibi telpon ke paman dulu yah soalnya sekarang paman lagi ada di china..
Aku : oh, gitu yah bi.. ya udah, aku Cuma mau ngomong itu aja kok bi..
Bibi : iya.. (dan obrolan aku sama bibi di telpon kemudian terputus)
Aku semakin tambah yakin aja kalo uang itu pasti emang sengaja paman yang transfer dan paman mungkin cuma bilang ke bibi kalo dia cuma transfer 80juta sama si bibi. tapi aku masih bertanya-tanya sebenernya uang siapakah itu.. dan tiba-tiba aku ngedapetin jalan keluarnya. Yaitu, “kalo aku ngambil langsung uang itu dari bank pake buku rekening pasti di rekening kan ada bukti pengirimannya. Patokannya, kalo seandainya nanti di kolom kredit tertera nominal 104juta berarti uang itu memang mutlak transferan dari paman buat bayar sapi kurban.. tapi seandainya di kolom kredit tertera 80juta dan 24juta secara terpisah kemungkinan besar uang yang 80juta adalah uang transferan dari paman, dan yang 24juta aku gak tau itu uang siapa..
Hari esoknya pun aku langsung ke bank buat ngambil uang itu dan ternyata emang bener.. setelah aku liat di buku rekening kolom kredit ternyata tertera nominal 104juta… itu beranti paman emang transfer 104 juta. dan kini aku pun sangat yakin seyakin-yakinnya kalo uang itu emang mutlak uang transferan dari paman buat bayar sapi kurban.. jujur, aku hanya bisa ngambil nafas panjang sambil agak sedikit ngerasa frustrasi karena uang itu belum bisa jadi rejeki ku.. tapi mau gimana lagi, emang itulah kenyataannya… Dan kemudian aku hanya bisa bilang, “yaa sudahlahh.. aku ikhlaskan semua ini.. ini memang bukan hak ku.. aku percaya suatu saat nanti aku pasti bisa ngedapetin hikmah dari semua kejadian ini..”
Akhirnya masalah pun selesai.. uang itu udah aku ambil dan aku kasihin ke bapa buat ngebayar sapinya. Dan selesainya masalah ini berarti cerita ini pun ikut selesai..
Posting Komentar ~ Back to Content